Pengembangan Destinasi Wisata di Kutim, Yusri Yusuf Rapat dengan Kementerian Pariwisata
KUTAI TIMUR – Upaya pengembangan destinasi wisata di Kutai Timur semakin mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata. Hal ini terungkap setelah pertemuan yang digelar pada Kamis, 6 Februari 2025, di Jakarta.
Dalam rapat tersebut, anggota DPRD Kutai Timur, Yusuf Yusuf, bersama Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur, Nurullah, serta Kepala Bappeda, Novi Ari, memaparkan potensi wisata di Kutai Timur kepada Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur serta Deputi Pengembangan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata.
Kementerian Pariwisata menyatakan kesiapan untuk memasukkan pengembangan pariwisata Kutai Timur dalam program Nasional tahun 2026.
Hal ini sejalan dengan posisi strategis Kutai Timur sebagai wilayah penopang Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Ada angin segar dari Kementerian Pariwisata. Apa yang kami ajukan masuk dalam program mereka. Mereka ingin mengembangkan pariwisata di Kalimantan Timur, apalagi Kutai Timur berperan sebagai daerah pendukung IKN,” ungkap Yusuf Yusuf.
Tiga destinasi wisata yang diusulkan untuk mendapatkan perhatian pemerintah pusat adalah Teluk Lombok, Pulau Miang, dan Agrowisata pertanian di belakang Masjid Islamic Center Kutai Timur.
Dari ketiga lokasi tersebut, Kementerian Pariwisata lebih tertarik pada pengembangan Teluk Lombok.
Menurut Yusuf Yusuf, kementerian melihat kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan.
“Menurut perencanaan yang kami ajukan, mereka lebih tertarik ke Teluk Lombok. Mereka menganggap ini bisa dikembangkan secara maksimal,” jelas Yusuf Yusuf.
Rencana pengembangan destinasi wisata ini akan diajukan ke Bappenas pada bulan Maret 2025, dengan tujuan agar dapat masuk dalam perencanaan nasional tahun 2026.
Namun, Yusuf Yusuf menekankan pentingnya pendekatan bertahap dalam pengembangan wisata di Kutai Timur.
“Kementerian menyarankan agar setiap tahun cukup satu destinasi yang dikembangkan, tapi tuntas 100 persen. Jangan sampai kita mengembangkan dua atau tiga tempat sekaligus, tetapi hasilnya tidak maksimal,” imbuhnya.
Tinggalkan Balasan