Site icon
JSN NEWS

Desa Sandaran Hadapi Tantangan Aksesibilitas, Butuh Dukungan Pembangunan Jalan

Desa Sandaran, salah satu desa terluar dan terpencil di Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur. (Ist)

KUTIM – Desa Sandaran, salah satu desa terluar dan terpencil di Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), menghadapi tantangan besar terkait aksesibilitas.

Terletak jauh dari pusat pemerintahan, desa ini masih kesulitan dalam menjangkau wilayah lain di Kabupaten Kutim, termasuk ibu kota Sangatta.

Desa Sandaran berbatasan langsung dengan Desa Tanjung Mangkalihat, yang juga bagian dari Kutim.

Namun, hingga saat ini, tidak ada akses jalan yang memadai untuk menghubungkan kedua desa tersebut.

Hal ini menyebabkan perjalanan dari Sandaran ke Sangatta menjadi lebih lama dan berliku.

Kastuni Jaya, Kepala Desa Sandaran, menjelaskan bahwa perjalanan menuju Sangatta melalui jalur darat memakan waktu antara 11 hingga 15 jam dengan jarak sekitar 450 kilometer.

“Kalau desa lain hanya terpisah sungai atau halangan kecil untuk menuju Sangatta, kami harus melewati Kabupaten Berau dulu baru bisa sampai ke Sangatta,” ujarnya, Sabtu (18/01/2024).

Selain jalur darat yang terputus, akses laut yang tersedia juga menghadirkan risiko.

Menurut Kastuni, perairan Labuhan Bilik sering terjadi kecelakaan kapal, yang membuat jalur laut menjadi pilihan yang kurang aman.

Pihak desa telah berupaya mengajukan proposal untuk membuka akses jalan dari Desa Sandaran ke Desa Tanjung Mangkalihat sejak lama, bahkan sejak masa kepemimpinan Pak Alfian Aswad di DPRD Kutim. Namun, hingga kini, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Kastuni berharap agar proyek pembangunan jalan dari Sandaran ke Tanjung Mangkalihat dapat segera direalisasikan.

“Jika jalur Seriung dibuka sepenuhnya, waktu dan jarak perjalanan bisa berkurang hingga setengahnya. Jalur ini awalnya sepanjang 50 kilometer, dan sekarang hanya tersisa 12 kilometer lagi untuk dibangun,” terangnya.

Sebagai langkah lanjutan, pihak desa berencana untuk mengirim surat kepada Bupati Kutim guna mempercepat pembangunan jalan tersebut.

“Kami juga berharap bantuan dari perusahaan sekitar untuk mendukung proyek ini,” tambah Kastuni. (**)

Pembangunan jalan tersebut diharapkan dapat menghubungkan langsung Desa Sandaran dengan kecamatan dan Sangatta, tanpa harus memutar melalui Kabupaten Berau. Kastuni mengungkapkan harapannya agar semua pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Kutim, dapat membantu dan mendukung cita-cita desa ini untuk memiliki akses langsung ke wilayah lain.

“Semoga semua pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Kutim, dapat membantu dan mendukung cita-cita kami sejak lama, yaitu memiliki akses jalan langsung ke wilayah lain, termasuk Sangatta,” tutup Kastuni.

Exit mobile version